Tanggal Rilis | : | 14 Februari 2018 |
Ukuran File | : | 0.95 MB |
Abstraksi
Pada bulan Mei 2017, Nusa Tenggara Barat mengalami inflasi sebesar 0,52 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,59 pada bulan April 2017 menjadi 127,25 pada bulan Mei 2017. Angka inflasi ini berada di atas angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,39 persen.
Untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,49 persen dan Kota Bima mengalami inflasi sebesar 0,64 persen.
Inflasi Nusa Tenggara Barat bulan Mei 2017 sebesar 0,52 persen terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,26 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan bakar sebesar 0,49 persen; Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,42 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,32 persen; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,12 persen; Kelompok Kesehatan sebesar 0,1 persen; Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,04 persen.
Komoditas terbesar penyumbang inflasi adalah Daging Ayam Ras, Tarip Listrik, Bawang Putih, Jeruk, Tomat Sayur, Sepeda Motor, Bandeng/Bolu, Selar/Tude, Apel dan Telur Ayam Ras.
Komoditas terbesar yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi adalah Bawang Merah, Beras, Cabai Rawit, Kol Putih/Kubis, Cabai Merah, Anggur, Tarip Pulsa Ponsel, Bahan Bakar Rumah Tangga, Telepon Seluler dan Teri.
Laju inflasi Nusa Tenggara Barat tahun kalender Mei 2017 sebesar 1,60 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Mei 2016 sebesar 0,34 persen. Begitu juga dengan laju inflasi “tahun ke tahun” Mei 2017 sebesar 3,89 persen lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi “tahun ke tahun” di bulan Mei 2016 sebesar 3,24 persen.
Dari 82 kota yang menghitung IHK, tercatat 70 kota mengalami inflasi dan 12 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 0,96 persen diikuti Kota Lhokseumawe sebesar 0,9 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Bulukumba sebesar 0,02 persen diikuti Kota Sampit sebesar 0,02 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Manado sebesar 1,13 persen dan deflasi terkecil terjadi di Kota Pematang Siantar sebesar 0,01 persen.